Nganjuk – Isu pungutan liar (pungli) di SMAN 1 Pace akhirnya terbantahkan! Setelah sempat ramai beredar kabar miring soal penjualan seragam hingga sumbangan komite, pihak sekolah dan komite angkat bicara blak-blakan. Hasilnya, tudingan tersebut dipastikan 100% hoax!
Kepala Sekolah SMAN 1 Pace, Endang Warniati, M.Pd, bersama Ketua Komite, Priska Indarta, S.H, menegaskan bahwa tudingan pungli hanyalah fitnah yang menyesatkan.
“Soal seragam, memang ada di koperasi sekolah. Itu hanya opsional untuk membantu wali murid yang bingung mau beli di mana. Tidak ada paksaan sama sekali. Silakan beli di luar, atau pakai seragam layak dari kakak kelas yang sudah lulus. Yang penting seragamnya sesuai warna dan corak,” tegas Endang.
Priska Indarta menjelaskan bahwa sumbangan komite bersifat sukarela, tidak mengikat, tidak ada nominal paten, dan tidak ada batas waktu. Bahkan, banyak keringanan diberikan:
- Gratis bagi yatim piatu.
- Keringanan bagi siswa kembar atau kakak beradik.
- Boleh tidak menyumbang sama sekali jika ekonomi keluarga tidak memungkinkan.
“Kalau ada angka yang muncul, itu hanya perkiraan rata-rata saja, bukan kewajiban. Semuanya tergantung kemampuan wali murid,” ujar Priska.
Menurut pihak sekolah, kabar miring ini muncul karena adanya kesalahpahaman dan opini liar yang sengaja digiring tanpa fakta. Padahal, pihak sekolah justru mengedepankan transparansi dengan cara menggelar sosialisasi langsung bersama orang tua murid di awal tahun ajaran.
Meski berada di pinggiran Kabupaten Nganjuk, SMAN 1 Pace tidak mau kalah dalam memberikan kualitas pendidikan.
- Menyediakan Program Double Track Mandiri yang dibiayai secara mandiri sekolah.
- Menjalin kerja sama dengan Dinas Pendidikan Jawa Timur & ITS untuk program Double Track unggulan.
“Target kami jelas, lulusan SMAN 1 Pace harus bisa mandiri, mampu berdiri di atas kakinya sendiri dengan ilmu dan keterampilan yang didapat di sini,” pungkas Endang Warniati. (sr)
