SUARA CYBER NEWS

Jumat, 05 September 2025

Heboh! Mayat Misterius Ditemukan Membusuk di Hutan Wilangan Nganjuk


Nganjuk – Warga Desa Wilangan, Kecamatan Wilangan, Kabupaten Nganjuk, digegerkan dengan penemuan mayat tanpa identitas (Mr. X) di tengah hutan petak 8 RPH Awar-Awar, Bagor, KPH Nganjuk, Kamis (4/9/2025) sore.

Penemuan ini pertama kali dilaporkan oleh Angga Zuldi Bintara (34), perangkat desa setempat. Angga mendapat kabar dari warganya yang mencium bau busuk menyengat saat mencari rumput di hutan. Setelah ditelusuri, ternyata sumber bau berasal dari jasad seorang pria yang sudah membusuk.

Berdasarkan informasi yang di terima dari Kasie Humas Polres Nganjuk Iptu Supriyanto, Maya di temukan sekitar pukul 16.00 WIB, seorang warga bernama Nyaman Agus Budianto mencium aroma busuk saat berada di hutan. Ia lalu memanggil Ketua RT setempat, Juri (56), untuk memastikan. Saat dicek lebih dekat, keduanya kaget karena menemukan sesosok jasad pria terbujur terlentang dengan kondisi mengenaskan.

Pak RT Juri langsung menghubungi perangkat desa, kemudian diteruskan ke Polsek Wilangan. Tak butuh waktu lama, polisi bersama tim identifikasi Polres Nganjuk serta tenaga medis Puskesmas Wilangan turun ke lokasi.

Jasad tersebut diperkirakan berusia sekitar 60 tahun, tinggi badan 160 cm, berambut hitam beruban. Saat ditemukan, korban mengenakan kaos putih kumal bergaris hijau motif batik serta celana pendek warna pink ¾.

Yang mengejutkan, posisi jasad terlentang sambil memegang botol Aqua kosong di tangan kanan dan korek api gas di tangan kiri. Selain itu, ditemukan pula uang tunai Rp18 ribu, 2 botol Aqua kosong, 5 korek gas, dan sehelai kain kumal.

"Saat ditemukan, tubuh korban sudah dalam keadaan membusuk, kulit mengelupas, dan berwarna kehitaman. Namun polisi memastikan tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Diduga kuat, Mr. X adalah seorang gelandangan yang meninggal di tengah hutan,"  urainya.

Dengan Gercep Kapolsek Wilangan bersama jajaran langsung mengamankan lokasi, meminta keterangan saksi, dan mengevakuasi jasad ke RSUD Nganjuk untuk visum dan proses pemakaman.

Hingga berita ini diturunkan, identitas pasti korban masih misterius. Polisi mengimbau masyarakat yang merasa kehilangan anggota keluarga dengan ciri-ciri tersebut agar segera melapor. (sr)

Kamis, 04 September 2025

Keadilan Sosial Dipertanyakan, Disabilitas Trayang Tersingkir dari Data Bansos


Nganjuk – Apa jadinya jika mereka yang paling berhak justru tak tersentuh bantuan? Inilah potret buram penyaluran bantuan sosial (Bansos) di Kabupaten Nganjuk. Seorang penyandang disabilitas asal Desa Trayang, Muhammad Aditya Aji Saputra, harus menelan kenyataan pahit karena namanya tidak muncul dalam daftar penerima bansos di Pendopo Nganjuk, Selasa (2/9/2025).

Ironisnya, Aditya sebenarnya memiliki kartu resmi penerima bantuan khusus disabilitas. Namun, fakta di lapangan berkata lain: ia justru tidak masuk daftar penerima.

“Saya heran, anak saya punya kartu penerima resmi, tapi kok malah tidak dapat. Setahu saya, aturan jelas menyebutkan penyandang disabilitas berhak menerima bantuan sampai akhir hayat,” ungkap orang tua Aditya dengan suara bergetar, menahan tangis.

Peristiwa ini menimbulkan kecurigaan publik terhadap data penerima bansos yang dikelola Dinas Sosial (Dinsos) Nganjuk. Bagaimana mungkin data bisa amburadul sampai ada disabilitas pemegang kartu resmi justru tersingkir?

Lebih parah lagi, hingga berita ini diturunkan, pihak Dinsos bungkam tanpa keterangan resmi. Diamnya pemerintah justru memperkuat dugaan adanya masalah serius dalam sistem pendataan dan distribusi bantuan.

Masyarakat menilai, pemerintah daerah tidak boleh main-main dalam urusan bansos. Disabilitas adalah warga yang paling membutuhkan dan paling layak diperhatikan. Jika mereka saja terlewat, lantas bagaimana dengan yang lain?

Kini publik menanti jawaban tegas dari Pemkab Nganjuk. Apakah ini sekadar kelalaian, atau memang ada permainan dalam pendataan bansos?

Air mata orang tua disabilitas Trayang kini menjadi saksi bahwa keadilan sosial di Nganjuk masih sebatas slogan. (Vit)


Revitalisasi Ruang Kelas di Nganjuk Disorot, Transparansi Diperta


Nganjuk – Proyek revitalisasi pembangunan ruang kelas di sejumlah satuan pendidikan di Kabupaten Nganjuk tahun 2025 mulai menuai sorotan. Bantuan dari pemerintah pusat melalui APBN ini diduga tidak transparan dalam pelaksanaannya.

Pantauan di lapangan pada Kamis (4/9/2025), papan informasi proyek yang semestinya memuat detail pekerjaan, seperti nama kontraktor, konsultan pengawas, hingga besaran anggaran, justru tidak tercantum. Papan tersebut hanya menuliskan "Panitia Pembangunan Satuan Pendidikan (P2SP)" tanpa keterangan jelas siapa pihak ketiga yang mengerjakan.

Lebih janggal lagi, sejumlah pekerja yang ditemui di lokasi mengaku tidak tahu siapa pemborong maupun mandor proyek.

“Saya cuma diajak kerja, nggak tahu siapa pemborongnya. Yang penting kerja dapat upah,” ujar salah satu pekerja.

Selain itu, keselamatan kerja tampak diabaikan. Para pekerja terpantau tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) meski area kerja dipasangi banner bertuliskan “Kawasan Wajib APD”. Hal ini memunculkan kesan aturan hanya formalitas belaka.

“Buat apa pasang banner kalau kenyataannya dilanggar?” keluh seorang warga sekitar.

Sementara itu, ketika dikonfirmasi mengenai transparansi proyek, pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Nganjuk justru melempar jawaban bahwa anggaran berasal langsung dari pusat. Namun, saat ditanya lebih jauh soal detail pelaksanaan, Kepala Dinas Pendidikan Nganjuk Puguh,  memilih bungkam.

Minimnya informasi dan tidak adanya transparansi dalam proyek ini memunculkan banyak pertanyaan publik. Apakah anggaran miliaran rupiah dari APBN benar-benar digunakan sesuai peruntukan, atau ada praktik yang sengaja ditutupi?

Proyek revitalisasi yang seharusnya meningkatkan kualitas pendidikan, kini justru menimbulkan tanda tanya besar terkait keterbukaan informasi, keselamatan kerja, dan akuntabilitas pemerintah. (Vit)


Rabu, 03 September 2025

Polres Nganjuk Bekuk Pengedar Sabu di Sawahan, Puluhan Paket Siap Edar Diamankan


Nganjuk – Peredaran narkoba di wilayah Nganjuk kembali digagalkan polisi. Seorang pria berinisial MS (34), warga Dusun Tosari, Desa Kebonagung, Kecamatan Sawahan, ditangkap Satresnarkoba Polres Nganjuk dalam Operasi Tumpas Semeru 2025, Selasa (2/9/2025).

Dari tangan pelaku, polisi menyita sabu seberat 3,79 gram yang sudah dikemas dalam puluhan paket siap edar. Barang haram tersebut ditemukan di dalam tas selempang cokelat, lengkap dengan alat hisap.

Kapolres Nganjuk AKBP Henri Noveri Santoso, S.H., S.I.K., M.M. menegaskan pihaknya tidak akan memberi ruang bagi peredaran narkoba.

“Setiap laporan dari masyarakat akan kami tindaklanjuti. Ini bagian dari komitmen kami untuk melindungi generasi muda dari bahaya narkoba,” tegasnya, Rabu (3/9/2025).

Kasat Resnarkoba Polres Nganjuk IPTU Sugiarto, S.H. menjelaskan, MS mendapat pasokan sabu dari seorang pengedar berinisial RR yang kini berstatus DPO di wilayah Pace.

“Saat digeledah, pelaku menyimpan puluhan paket sabu dengan berbagai ukuran. Ada yang dibungkus rapi dalam plastik kecil, bahkan ada yang disembunyikan di bungkus permen dan potongan sedotan hitam,” ungkapnya.

Cara unik mengemas sabu ini menunjukkan upaya pelaku untuk mengelabui petugas sekaligus menargetkan pembeli dari kalangan menengah ke bawah dengan harga lebih terjangkau.

Kini, MS resmi ditahan di Mapolres Nganjuk untuk menjalani proses hukum. Polisi juga terus memburu pemasok utama yang masih buron.

Dengan penangkapan ini, Polres Nganjuk menegaskan bahwa Operasi Tumpas Semeru 2025 akan berjalan semakin masif guna menekan peredaran narkoba di wilayah hukum Nganjuk.

Sumber : Humas Polres Nganjuk

Selasa, 02 September 2025

Cegah Perundungan, Dinas Pendidikan Nganjuk Gelar Sosialisasi di SMPN 2 Nganjuk



Nganjuk – Dinas Pendidikan Kabupaten Nganjuk mengadakan Sosialisasi Layanan Pendampingan Bagi Satuan Pendidikan untuk Pencegahan Perundungan, Kekerasan, dan Intoleransi, Senin (1/9/2025). Acara ini berlangsung di Aula SMPN 2 Nganjuk, Jalan Wilis No. 44, mulai pukul 09.00 hingga 14.00 WIB.

Kegiatan diikuti sekitar 360 peserta, terdiri dari dua pengurus OSIS dan guru BK atau waka kesiswaan dari 90 SMP se-Kabupaten Nganjuk.

Kegiatan dibuka langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan Nganjuk, Puguh Harnoto, S.STP., M.M. Dalam sambutannya, ia menekankan bahwa sekolah harus menjadi tempat yang aman dan menyenangkan bagi anak-anak.

“Sekolah adalah rumah kedua bagi siswa. Kita ingin memastikan mereka belajar tanpa rasa takut, tanpa intimidasi, kekerasan, atau diskriminasi,” tegas Puguh.

Ketua panitia kegiatan sekaligus Kabid SMP, Munawir, S.Pd., M.A.P., menyampaikan bahwa pencegahan perundungan membutuhkan kerja sama semua pihak.

“Perundungan bukan hanya urusan antar siswa, tapi juga melibatkan guru, orang tua, dan seluruh ekosistem sekolah. Harapannya, sekolah bisa menjadi benteng pertama dalam mencegah kekerasan maupun intoleransi,” jelas Munawir.


Sesi utama diisi oleh Saraswati, seorang psikolog. Ia memaparkan berbagai bentuk perundungan, penyebab, hingga strategi pencegahan. Saraswati juga menekankan pentingnya komunikasi terbuka antara guru dan siswa, serta penanganan cepat jika terjadi kasus kekerasan.

Selain itu, peserta juga mengikuti diskusi interaktif dan sesi tanya jawab, di mana banyak guru dan siswa berbagi pengalaman nyata terkait perundungan di sekolah mereka.

Acara ini juga dihadiri Kepala SMPN 2 Nganjuk, Ani Sutiani, S.Pd., M.Si., pengurus MKKS SMP, serta pejabat fungsional tata kelola SMP. Kehadiran mereka menunjukkan dukungan penuh pemerintah daerah terhadap upaya menciptakan sekolah yang ramah .

Menutup kegiatan, seluruh peserta menyatakan komitmen untuk menerapkan ilmu yang diperoleh di sekolah masing-masing.

Dengan adanya sosialisasi ini, Dinas Pendidikan berharap seluruh SMP di Kabupaten Nganjuk dapat menjadi lingkungan belajar yang aman, nyaman, serta bebas dari perundungan, kekerasan, dan intoleransi. (sr)


Sentuh Hati, Pemkab Nganjuk Bagikan Bantuan untuk Penyandang Disabilitas


Nganjuk – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nganjuk kembali menunjukkan kepedulian sosialnya. Sebanyak 325 penyandang disabilitas menerima bantuan sosial berupa uang tunai senilai Rp1.500.000 per orang. Bantuan ini bersumber dari anggaran Dinas Sosial melalui Dana Alokasi Umum (DAU) tahun 2025.(2/9/2025)

Dalam acara penyerahan bantuan, suasana penuh haru terasa. Bupati Nganjuk, Dr. Drs. H. Marhaen Djumadi, SE, SH, MM, MBA, bahkan tak kuasa menahan air mata saat menyampaikan sambutannya.

"Kita harus selalu bersabar dan bersyukur atas titipan Allah, termasuk dalam merawat anak-anak berkebutuhan khusus," ungkap Kang Marhaen dengan suara bergetar.

Ia juga menambahkan bahwa meskipun dikenal sebagai sosok yang tegas, dirinya mudah luluh saat berhadapan dengan anak-anak maupun para lansia.

"Saya ini petarung, tapi kalau sudah berhubungan dengan anak dan lansia, hati saya jadi lembut bahkan sampai menangis," ujarnya.

Bantuan sosial ini diharapkan dapat membantu meringankan beban keluarga penyandang disabilitas, sekaligus menjadi bukti nyata bahwa pemerintah hadir dan peduli terhadap kelompok rentan di tengah masyarakat. (sr)


Senin, 01 September 2025

Forkopimda dan Polres Nganjuk Gelar FGD, Mahasiswa Komitmen Jaga Kondusivitas


Nganjuk – Polres Nganjuk bersama Forkopimda, komunitas ojek online, aliansi mahasiswa, dan perguruan silat menggelar Forum Grup Diskusi (FGD) di Hotel Nirwana, Jalan Gatot Subroto, Kecamatan Kauman, Senin (1/9/2025). Sebanyak 30 peserta hadir untuk membahas upaya menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di Kabupaten Nganjuk.

Bupati Nganjuk, Dr. H. Marhaen Djumadi, menegaskan bahwa suasana kondusif adalah hasil kerja sama semua pihak. Ia mengingatkan masyarakat agar tidak mudah terprovokasi pihak luar.

“Kalau aspirasi disampaikan lewat forum seperti ini, tentu lebih aman dan tidak mudah disusupi. Mari kita jaga Nganjuk tetap kondusif dengan semangat Ayo Jogo Nganjuk,” ujarnya.

Kapolres Nganjuk, AKBP Henri Noveri Santoso, menambahkan bahwa Nganjuk dikenal sebagai kota yang aman dan damai. Ia menegaskan Polres selalu terbuka bagi penyampaian aspirasi secara baik.

“Silakan sampaikan aspirasi dengan cara yang damai. Kita semua ingin Nganjuk terus kondusif, jadi tujuan investasi, dan berkembang pesat,” jelasnya.

Perwakilan mahasiswa yang hadir juga menegaskan komitmen menjaga jalannya aksi agar tidak ditunggangi pihak lain.

“Kami pastikan kerusuhan kemarin bukan dari mahasiswa. Aspirasi akan kami sampaikan secara damai dan kondusif,” tegasnya.

Dalam FGD ini, seluruh peserta sepakat memperkuat komunikasi lintas elemen, menolak provokasi, serta mengutamakan dialog sebagai jalur penyampaian aspirasi. Acara ditutup dengan ajakan bersama menjaga keamanan dan kondusivitas Kabupaten Nganjuk.

Sumber : Humas Polres Nganjuk

 

Copyright © | SUARA CYBER NEWS