SUARA CYBER NEWS

Selasa, 22 April 2025

Gubuk Penemuan Jasad Ditandai Plakat Menjelang Hari Buruh, Komunitas KOTASEJUK Bersama Dinas Tenaga Kerja Nganjuk Bersihkan Gubuk Marsinah

 



Nganjuk – Menjelang peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day yang jatuh pada 1 Mei, Komunitas Pecinta Sejarah dan Ekologi Nganjuk (KOTASEJUK) bersama Dinas Tenaga Kerja menggelar aksi sosial di Gubuk Marsinah, Dusun Jegong, Desa/Kecamatan Wilangan, Kabupaten Nganjuk, Selasa (22/4). Aksi tersebut berupa pembersihan dan perbaikan gubuk yang menjadi tempat ditemukannya jenazah Marsinah, seorang aktivis buruh yang tewas tragis pada 9 Mei 1993.


Marsinah, buruh PT Catur Putra Surya (CPS) di Porong, Sidoarjo, dikenal luas sebagai pejuang hak-hak buruh. Ia diduga diculik, disiksa, dan kemudian dibunuh karena keterlibatannya dalam aksi mogok kerja memperjuangkan hak-hak buruh. Meski negara belum resmi menetapkannya sebagai pahlawan, masyarakat telah lama mengenang Marsinah sebagai "Pahlawan Buruh".


Setiap peringatan Hari Buruh, makam Marsinah yang terletak di Desa Nglundo, Kecamatan Sukomoro, Nganjuk, tak pernah sepi dari peziarah. Bahkan, sebuah patung Marsinah berdiri tegak di pintu masuk desa sebagai penghormatan atas perjuangannya. Namun, berbeda dengan makamnya, gubuk tempat ditemukannya jasad Marsinah justru luput dari perhatian publik.


Berangkat dari keprihatinan tersebut,  KOTASEJUK bersama Dinas Tenaga Kerja Nganjuk melakukan pengecatan, mengganti atap gubuk dari seng menjadi asbes, serta memasang plakat bertuliskan: “Gubuk Marsinah – Di sini tempat ditemukan jasad 'Pahlawan Buruh' Marsinah pada 9 Mei 1993.”


“Kami merasa penting untuk memberi penanda di lokasi ini karena sebelumnya tidak ada papan informasi apa pun. Padahal, tempat ini memiliki nilai sejarah penting bagi Nganjuk dan bangsa Indonesia,” ujar Ketua KOTASEJUK, Amin Fuadi.


Lebih lanjut, Amin menjelaskan bahwa aksi ini bertujuan sebagai pengingat agar tragedi yang menimpa Marsinah tidak terulang kembali dan sebagai bentuk penghormatan terhadap perjuangan kaum buruh. “Harapannya, lokasi ini menjadi titik balik agar kita tidak melupakan sejarah dan terus memperjuangkan keadilan sosial,” ujarnya.


KOTASEJUK juga menyatakan komitmennya untuk melakukan perbaikan lanjutan secara bertahap, termasuk memperbaiki lantai dasar gubuk. Mereka telah berkoordinasi dengan warga sekitar agar lokasi tersebut dapat terus dirawat dan dijaga.


Aksi ini mendapat apresiasi dari masyarakat, termasuk Kepala Dusun Jegong, Sumijan. Ia mengungkapkan rasa terima kasih atas perhatian yang diberikan kepada gubuk yang selama ini juga dimanfaatkan warga sebagai tempat beristirahat usai bekerja di sawah.


“Kami sangat berterima kasih kepada KOTASEJUK dan Dinas Tenaga Kerja  yang telah membersihkan, mengecat, dan memperbaiki gubuk ini. Semoga ada perhatian lebih lanjut dari pihak terkait agar tempat ini lebih layak dan memiliki nilai edukasi sejarah bagi generasi muda,” ujarnya.


Kini, Gubuk Marsinah bukan lagi sekadar tempat berteduh para petani, melainkan simbol perlawanan terhadap ketidakadilan dan pengingat akan pentingnya perjuangan hak-hak buruh di Indonesia.

 

Copyright © | SUARA CYBER NEWS