SUARA CYBER NEWS

Rabu, 23 April 2025

Dikira Maling, Pria Depresi Jadi Sasaran Amukan Warga di Pasar Warujayeng

 


NGANJUK – Suasana pasar Warujayeng, Nganjuk, mendadak mencekam pada Senin (21/4) lalu. Seorang pria berusia 30 tahun, Sonaji, warga Desa Sidoharjo, Kecamatan Tanjunganom, babak belur dihajar massa setelah diteriaki maling motor. Belakangan diketahui, tuduhan tersebut keliru—Sonaji adalah penderita depresi yang salah mengenali motor milik orang lain sebagai miliknya.

Insiden tragis ini terekam dalam video berdurasi dua menit yang beredar luas di media sosial. Dalam rekaman tersebut, tampak warga menghakimi Sonaji tanpa memberi kesempatan untuk menjelaskan. Ia dihajar secara brutal hingga menderita luka serius di bagian kepala dan perut.

Keterangan dari pihak keluarga menyebutkan, sejak mengalami keretakan rumah tangga, kondisi mental Sonaji memburuk. Hari itu, ia diduga melihat motor yang mirip dengan kendaraannya, lalu mencoba menyalakannya. Namun, kunci motor yang tak cocok justru membuat warga curiga, hingga terjadilah aksi main hakim sendiri.

"Mas Sonaji pikir itu motornya, dia memang sedang depresi. Setelah kejadian, penglihatannya terganggu parah, bahkan mencapai 80 persen," ungkap Khoiriyah, adik korban, dengan nada sedih.

Akibat luka dan trauma, Sonaji kini hanya bisa terbaring lemah di rumah. Tak terima dengan perlakuan brutal yang diterimanya, beberapa hari setelah kejadian, ia didampingi kuasa hukum dan kerabat, melapor ke Polres Nganjuk untuk menuntut keadilan.

Rosi Armitasari, kuasa hukum korban, menyampaikan bahwa laporan telah diajukan dengan dasar Pasal 170 KUHP terkait pengeroyokan. Dari sejumlah pelaku yang terekam dalam video, dua di antaranya telah berhasil diidentifikasi oleh keluarga.

“Ini bukan hanya soal kesalahan tuduhan, tapi juga soal keadilan dan kemanusiaan. Klien kami mengalami luka di bagian mata, dada, dan perut. Kami minta pihak kepolisian segera menindaklanjuti,” tegas Rosi.

Usai menjalani pemeriksaan di Satreskrim Polres Nganjuk, Sonaji kemudian dibawa ke RS Bhayangkara untuk visum, sebagai bagian dari proses penyelidikan lebih lanjut. Pihak keluarga berharap, tragedi ini menjadi pelajaran agar masyarakat tidak mudah terpancing emosi tanpa klarifikasi yang jelas.

 

Copyright © | SUARA CYBER NEWS