Nganjuk – Suasana khidmat dan penuh kekeluargaan terasa di Klenteng Hok Yoe Kiong, Sukomoro, Nganjuk, saat menjadi tuan rumah acara jie hwie atau cee ui (anjangsana) untuk pertama kalinya. Acara ini merupakan reuni “7 Klenteng Bersaudara” yang sempat terbentuk pada era 1960–1970-an dengan tujuan mempererat hubungan dan saling mendukung antar tempat ibadah.
Puncak acara adalah prosesi kedatangan kiemsin (patung suci) Dewi Kwan Im dari Klenteng TITD Sri Kukus Redjo, Ungaran, Semarang, untuk bertahta di altar Dewi Kwan Im di Klenteng Hok Yoe Kiong Sukomoro. Prosesi ini disaksikan umat, pengurus klenteng, serta tamu dari berbagai daerah.
Tujuh klenteng yang tergabung dalam persaudaraan ini adalah:
- TITD Hok Yoe Kiong Nganjuk
- TITD Sam Poo Sing Bio Surabaya
- TITD Xiang You Hui Surabaya
- TITD Tjong Hok Kiong Sidoarjo
- TITD Kim Hin Kiong Gresik
- TITD Kwan Sing Bio Tuban
- TITD Kwan Im Tong Batu Malang
Tak hanya itu, sejumlah cetya atau tempat ibadah rumahan dari Gresik, Sidoarjo, Surabaya, Bojonegoro, dan Nganjuk juga hadir mengikuti doa bersama.
Ketua Klenteng Hok Yoe Kiong Sukomoro, Roy Sugianto, mengungkapkan rasa syukur atas terselenggaranya acara ini. “Walau sederhana, maknanya besar. Ini adalah ajang silaturahmi yang memperkuat persaudaraan antar klenteng,” ujarnya.
Ketua TITD Hwie Tek Bio Semarang, Lie Vincent Ivan Haryanto, menambahkan bahwa kedatangan Dewi Kwan Im merupakan simbol penghormatan dan persatuan. “Ini bukan hanya tentang ritual, tapi juga tentang menjaga hubungan baik antar tempat ibadah,” katanya.
Acara ditutup dengan sembahyang bersama, menjadi tanda eratnya persatuan umat lintas daerah. (sr)
