Malang, — Perhutani Malang kembali menggelar kegiatan rutin bertajuk Cangkrukan Setengah Kosong yang dilaksanakan setiap tanggal 28 November. Agenda tahun ini mengusung semangat penanaman pohon bersama, dengan filosofi “menanam tanpa berharap kembali” — bukan untuk panen, melainkan untuk mengembalikan keseimbangan alam.
Administratur Perhutani Malang menjelaskan bahwa kegiatan penanaman ini memiliki nilai ekologis yang sangat penting. Pohon, menurutnya, bukan sekadar tanaman, tetapi penopang utama kehidupan.
“Persediaan oksigen sebagian besar disediakan oleh pohon,” ungkapnya.
Ia menegaskan, seorang rimbawan sejati tidak menjadikan hasil produksi sebagai kebanggaan utama. Dedikasi terhadap kelestarian hutan jauh lebih bermakna.
“Seorang rimbawaan sejati tidak akan membanggakan produksinya,” ujarnya singkat.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa pengelolaan hutan saat ini berada di persimpangan. Tantangan perubahan iklim dan tekanan pemanfaatan sumber daya alam menuntut hutan untuk “memerangi keadaan” demi menjaga masa depan lingkungan.
Kegiatan ini diharapkan mampu menguatkan kesadaran kolektif bahwa menjaga hutan bukan hanya tugas rimbawan, tetapi tanggung jawab bersama untuk memastikan alam tetap lestari bagi generasi mendatang.





