SUARA CYBER NEWS

Selasa, 12 November 2024

Masyarakat Sambirejo Nganjuk Protes, Proyek Plengsengan Rp188 Juta Dinilai Gagal Fungsi

 



Nganjuk,  — Proyek normalisasi plengsengan Sungai Dusun Putat Malang hingga Dusun Bendo, Desa Sambirejo, Kecamatan Tanjunganom, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, yang menelan anggaran Rp188 juta lebih dari dana APBD 2024, mendapat kecaman dari masyarakat setempat. Mereka menilai bahwa proyek tersebut tidak memenuhi tujuannya, dan justru tidak efektif dalam mengatasi masalah banjir yang sering terjadi di wilayah tersebut. (12/11/2024)


Menurut sejumlah warga, proyek yang seharusnya memperbaiki saluran air dan mencegah meluapnya air hujan ke jalan ini justru dianggap sia-sia. Meskipun pekerjaan proyek tersebut sudah selesai dua bulan lalu, faktanya sungai yang dinormalisasi itu tetap tidak mampu menampung air hujan, dan air tetap meluap ke jalanan, menyebabkan gangguan pada aktivitas masyarakat.


Wahyu Sudiantoro (45), seorang warga Desa Sambirejo, menjelaskan bahwa kegagalan fungsi proyek ini terjadi karena tidak ada perencanaan yang matang. Menurutnya, pembangunan plengsengan di Dusun Bendo yang dilakukan terlebih dahulu justru memperburuk keadaan. “Sebaiknya yang dibangun duluan itu plengsengan di Dusun Putat Malang. Sebab, saluran air dari arah Sambirejo akan terhambat di sana karena banyaknya sampah dan rumput yang menumpuk di sungai,” katanya.


Aliran sungai di wilayah tersebut memang bermula dari Dusun Putat Malang dan mengalir menuju Dusun Bendo. Di Dusun Putat Malang, saluran air sering kali tersumbat oleh sampah, plastik, dan semak-semak, yang menyebabkan aliran air menjadi terhambat. Hal ini menyebabkan air tidak bisa mengalir dengan lancar menuju Dusun Bendo dan akhirnya meluap ke jalan.


“Proyek di Dusun Bendo jadi percuma saja kalau di Dusun Putat Malang masih banyak sampah yang menyumbat. Sebagai dampaknya, ketika hujan turun, air tidak bisa mengalir dengan lancar dan malah meluber ke jalan, menyebabkan banjir,” jelas Wahyu.


Berdasarkan pengamatan warga, aliran sungai yang tak lancar ini mengakibatkan banjir di jalanan setiap kali hujan deras. Masyarakat merasa kecewa karena anggaran yang cukup besar tidak memberikan manfaat yang sebanding dengan harapan mereka.


“Sudah habis ratusan juta, tapi hasilnya tidak ada perubahan. Begitu hujan datang, tetap saja jalanan tergenang air. Seharusnya perencanaan dan pembangunan proyek ini dilakukan secara menyeluruh, mulai dari titik yang paling rawan,” ujar warga lain yang juga kecewa dengan proyek tersebut.


Masyarakat berharap agar pemerintah setempat segera meninjau ulang proyek ini dan melakukan perbaikan yang diperlukan, terutama di Dusun Putat Malang, agar proyek ini bisa berfungsi sesuai tujuan semula, yaitu mengurangi banjir dan memperlancar aliran air. (Tim)



 

Copyright © | SUARA CYBER NEWS