Nganjuk – Jembatan Desa Jogomerto, Kecamatan Tanjunganom, akhirnya mendapat perhatian serius pemerintah. Melalui APBD Kabupaten Nganjuk 2025, proyek rehabilitasi dengan nilai kontrak fantastis Rp 1.194.621.000 resmi berjalan, dikerjakan oleh CV. Aryaguna Wilis dalam jangka waktu 120 hari kalender.
Warga menyambut proyek ini dengan penuh harapan. Pasalnya, jembatan Jogomerto sudah lama menjadi jalur vital penghubung ekonomi masyarakat, namun kondisinya dinilai memprihatinkan. “Jembatan ini urat nadi warga. Kalau rusak, semua aktivitas terganggu. Jadi ya memang harus diperbaiki,” ujar Suryanto, warga setempat.
Meski begitu, sorotan tetap muncul. Warga berharap anggaran miliaran rupiah ini benar-benar dimanfaatkan sesuai kebutuhan, bukan sekadar formalitas proyek. Transparansi dan pengawasan ketat dari Dinas PUPR Nganjuk dinilai penting agar hasil rehabilitasi berkualitas dan tidak asal-asalan.
“Anggarannya besar, otomatis ekspektasi masyarakat juga tinggi. Kami tidak ingin jembatan baru cepat rusak atau pengerjaan asal jadi,” tegas seorang tokoh pemuda desa.
Kini, perhatian publik tertuju pada realisasi proyek. Apakah dana Rp 1,1 miliar lebih ini akan menjelma menjadi jembatan kokoh yang bermanfaat puluhan tahun, atau justru sekadar proyek musiman tanpa kualitas.
Warga pun berharap pemerintah benar-benar hadir, tidak hanya dengan papan proyek, tapi juga pengawasan di lapangan. Karena pada akhirnya, jembatan ini bukan hanya soal bangunan, melainkan soal hajat hidup banyak orang.(Sr)